01/12/10

Romantisme Hujan

Ketika hujan turun dan temurun ke relung kalbudengarlah nyanyiannya mewakili sajak-sajakku

susah payah kurangkai ribuan laguagar kau dengar gemuruh kalimat rindu

tak pernah henti berkilatan dalam batinkurasakanlah dalam erat dekapanku.

Payung-payung menari di jalananrampak menitik air berjatuhan, desau angin berbisik sayup di dahanbasah dedaunan, basah bunga-bunga, basah seluruh pelataran

menaburkan kalimat indah bermekaran dalam genangan

pada kata cinta kutemukan airmata menetes perlahan

lalu kaubiarkan wajahmu kuseka dengan kecupan.

Tiap hujan kita melangkah di celah gemuruhnya

mendengarkan deru hujan merasakan angin menari dan bercanda

kadang kita tembus derasnya dengan terguyur dalam mesra

berguncang-guncang jejak air di atas payung kitai

ramanya seperti derap sajak menyusun bait cinta

begitu lembut begitu merdu begitu syahdu.

Kita menyukai hujan.

Kita jatuh hati pada hujan

hujan menghapus debu-debu bimbang di kelopak-kelopak kembang

mengubah catatan lara menjelma loncatan airmata bahagia

bertaburan rintiknya di taman menggenangi jejak-jejak kita

hujan turun dan....

cintaku menuliskan tetesnya di hatimu

berkaca-kaca tatapanmu.

Biarkan cinta menitik abadi.

0 komentar:

Posting Komentar