Ketika hujan turun dan temurun ke relung kalbudengarlah nyanyiannya mewakili sajak-sajakku
susah payah kurangkai ribuan laguagar kau dengar gemuruh kalimat rindu
tak pernah henti berkilatan dalam batinkurasakanlah dalam erat dekapanku.
Payung-payung menari di jalananrampak menitik air berjatuhan, desau angin berbisik sayup di dahanbasah dedaunan, basah bunga-bunga, basah seluruh pelataran
menaburkan kalimat indah bermekaran dalam genangan
pada kata cinta kutemukan airmata menetes perlahan
lalu kaubiarkan wajahmu kuseka dengan kecupan.
Tiap hujan kita melangkah di celah gemuruhnya
mendengarkan deru hujan merasakan angin menari dan bercanda
berguncang-guncang jejak air di atas payung kitai
ramanya seperti derap sajak menyusun bait cinta
begitu lembut begitu merdu begitu syahdu.
Kita menyukai hujan.
Kita jatuh hati pada hujan
hujan menghapus debu-debu bimbang di kelopak-kelopak kembang
mengubah catatan lara menjelma loncatan airmata bahagia
bertaburan rintiknya di taman menggenangi jejak-jejak kita
hujan turun dan....
cintaku menuliskan tetesnya di hatimu
berkaca-kaca tatapanmu.
Biarkan cinta menitik abadi.
0 komentar:
Posting Komentar